Kamis, 14 Juli 2016

Tips Piala EURO 2016, Lakon 'Black Swan' dalam Wujud Ronaldo-Eder, 188ASIA

188BET - 188bet, 188bet.com, bola dunia, bola sepak, judi bola, judi online, Sepak bola dunia, Sepak bola Indonesia, sepakbola, taruhan, taruhan bola, Piala Euro, Piala Euro 2016

 Lakon Black Swan dalam Wujud Ronaldo-Eder









Jika diumpamakan repertoar, cederanya Ronaldo di awal final Euro 2016 ialah overture (bagian pembuka) yang melempangkan munculnya klimaks yang kaya narasi.

Kendati hanya mencetak tiga gol, hanya dua kali menjadi man of the match, dan hanya delapan kali menyentuh bola di laga final, tetap saja Ronaldo yang pada akhirnya menjadi pusat. Setelah pertandingan berakhir, dengan sadar ia membuka baju menunjukkan otot-otot liatnya seolah bermain penuh selama 120 menit, dengan penuh percaya diri mengambil posisi di tengah saat tim Portugal berkumpul di lapangan bersorak sorai, juga saat Portugal naik ke podium.

Dialah sang protagonis: tak selalu dicintai, tak semua menyukai, tapi tetap menjadi yang utama.

Merujuk skenario pertunjukan balet berjudul 'Swan Lake' yang cerita dan musiknya digubah maestro Pyotr Ilyich Tchaikovsky (dipentaskan pertama kali pada 1877 di Bolshoi Ballet, Moskow), Ronaldo adalah Odette, si angsa putih. Angsa putih merujuk bukan hanya karakter yang baik dan cantik, namun juga lakon utama. Ia menjadi sorotan, penuh pesona dan akhirnya diidam-idamkan semua orang. Penonton memimpikannya sebagai kekasih, semua balerina menginginkan perannya.

Siapa yang pernah menonton film 'Black Swan' (2010) mengetahui Nina Sayers (diperankan Natalie Portman) dan Lily (diperankan Mila Kunis) sama-sama menginginkan peran itu. Yang menarik dari film 'Black Swan' adalah angsa putih dan hitam tampil sebagai amsal dari kepribadian yang kompleks, yang tidak hitam-putih – ketika yang hitam bisa menjadi putih, saat yang putih menyelinap ke dalam yang hitam. Film 'Black Swan' mengingatkan penonton betapa manusia pada dasarnya punya banyak sisi, setidaknya dua sisi: gelap dan terang, putih dan hitam. Keduanya saling melengkapi, saling menyempurnakan.


Jika Ronaldo adalah angsa putih, lalu siapa yang menjadi angsa hitam untuk Portugal? Dapatkah Anda melihat di mana si angsa hitam? Bisakah Eder juga menjadi "angsa hitam"?

Bagi Ronaldo, iya. Gol Eder, dari sisi Ronaldo, jelas menggenapkan kariernya yang gemilang. Lengkap sudah jenis gelar yang ia peroleh, dari gelar individual, level klub hingga tim nasional. Gol itu juga memungkinkan, sekali lagi, Ronaldo mencuat sebagai pusat panggung sekaligus menyempurnakan Ronaldo sebagai angsa putih yang tak bercela, bukan angsa putih yang gagal (di final) sehingga kegemilangannya tercoreng.

Namun bukan hanya itu! Eder juga menyempurnakan sejarah Portugal sehingga bisalah ia dibilang sebagai "angsa hitam" bagi sepakbola Portugal. Dialah "angsa hitam" sebagaimana diutarakan Nassem Nicholas Thaleb dalam bukunya yang termasyhur, 'The Black Swan: The Impact of the Highly Improbable (edisi bahasa Indonesia terbit 2009)'.

Tips Piala EURO 2016, Sebelum Thaleb menulis buku itu, istilah "angsa hitam" sudah jamak dibicarakan terutama dalam filsafat (khususnya epistemologi). "Angsa hitam" menjadi simbol yang mematahkan teori yang sudah mapan. Karena angsa di mana-mana berwarna putih, maka wajar jika ditarik teori "angsa itu putih". 188ASIA

Cara bernalar semacam itu, yang berangkat dari fakta-fakta khusus lalu ditarik menjadi kesimpulan/teori, disebut penalaran induktif. Kesimpulan yang lahir dari penalaran induktif gampang dipatahkan begitu muncul satu fakta yang berkebalikan. Dalam hal "angsa putih", begitu ditemukan seekor angsa hitam, cukup satu ekor saja, tak peduli milyaran angsa lainnya berwarna putih, maka teori "angsa putih" dengan sendirinya ter-falsifikasi.

188ASIA
 
Falsifikasi dimasyhurkan Karl Popper. Melalui falsifikasi, Popper hendak mengatakan bahwa ilmu pengetahuan berkembang bukan karena terbukti benar namun justru karena dapat dibuktikan salah. Pengetahuan yang terbukti salah mesti dinyatakan gagal dan diganti pengetahuan lain, pengetahuan yang baru, dan terus begitu. Ilmu pengetahuan, dengan demikian, berkembang justru melalui kesalahan.

188ASIA
 Tips Piala EURO 2016, Berbeda dengan Popper yang menggunakan "angsa hitam" dalam problem filsafat epistemologi, Thaleb menggunakan "angsa hitam" untuk memahami peristiwa yang mengejutkan, tak terduga, menimbulkan dampak yang besar, namun setelahnya orang dapat menyusun rasionalisasi terhadap hal itu.

Dalam bukunya Thaleb menyebutkan beberapa contoh "angsa hitam" dalam sejarah, seperti peristiwa 9/11 atau kemunculan Hitler (jika saya boleh menambahkan: kemunculan Soeharto pada 1965 dan Mao Tse Tung sejak long march). Semuanya tak terduga, atau sangat sedikit yang dapat menduga, mengejutkan, berdampak besar, dan setelah peristiwanya terjadi barulah orang-orang dapat membuat rasionalisasinya.

Bagi Portugal sendiri, Eder menyerupai "angsa hitam" yang mematahkan teori bahwa Portugal tak mungkin menjadi juara di turnamen besar jika tak memiliki penyerang tengah kelas wahid.


Tags :  188bet, 188bet.com, bola dunia, bola sepak, judi bola, judi online, Sepak bola dunia, Sepak bola Indonesia, sepakbola, taruhan, taruhan bola, Piala Euro, Piala Euro 2016
Load disqus comments

0 comments